Jumat, 01 November 2013
Senin, 21 Oktober 2013
materi kuliah JURUSAN KIMIA UNHAS: laporan kesegaran susu
materi kuliah JURUSAN KIMIA UNHAS: laporan kesegaran susu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Susu merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein...
materi kuliah JURUSAN KIMIA UNHAS: laporan kesegaran susu
materi kuliah JURUSAN KIMIA UNHAS: laporan kesegaran susu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Susu merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein...
Peranan Nano partikel Emas (Nanogold) dalam Bidang Kesehatan
Peranan
Nano partikel Emas (Nanogold) dalam
Bidang Kesehatan
Merlin
Malimongan, Suhaela, Nur Hasni, Hardianti
ABSTRAK
Nanoteknologi adalah rekayasa
sistem fungsional pada skala
molekul. Nanoteknologi juga bisa digunakan di bidang kesehatan, Nanoteknologi
bisa dimanfaatkan sebagai obat bagi pengidap kanker. Nanopartikel
emas dibuat dengan pembawa dendrimer Poliamidoamin pada berbagai rasio mol (Au)
: dendrimer. Nanopartikel merupakan partikel koloid dengan ukuran lebih kecil
dari 1 µm. Dalam bidang kesehatan, nanopartikel berperan sebagai sistem
penghantaran obat antara lain, mengontrol ukuran partikel, sifat permukaan dan
pelepasan zat aktif secara farmakologi untuk mencapai sisi aksi spesifik obat. Emas
(Au) merupakan salah satu logam transisi yang dapat dimanfaaatkan sebagai agent
terapi, khususnya agent anti kanker. Dendrimer merupakan makromolekul yang
banyak digunakan sebagai pembawa nanopartikel.
Kata Kunci : Nanoteknologi, Nanopartikel
dan Emas
1. Pendahuluan
Logam emas (Au) saat
ini menjadi topik yang berkembang dalam berbagai bidang, seperti diagnostik
maupun kesehatan. Dalam dunia kesehatan, emas banyak digunakan dalam agent
terapi, khususnya agent anti kanker di samping aktivitasnya sebagai
antiartritis dan anti parasit. Unsur emas memiliki sifat fisika dan kimiawi
amat mengagumkan. Karena itu, logam mulia ini bukan hanya menarik perhatian
para perajin perhiasan dan pialang di bursa logam berharga tapi juga para
peneliti kedokteran modern. Emas memiliki ktivitas dalam penghambatan
angiogenesis (antiangiogenesis) yang merupakan bagian penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan sel kanker. Au memiliki kemiripan aktivitas dengan
cisplatin sebagai obat kanker. Selain itu, Au dapat menghambat pertumbuhan sel
tumor dan memiliki aktivitas sitotoksik yang lebih besar dari pada cisplatin
serta mampu mangatasi resistensi terhadap cisplatin. Au juga bersifat toksik
selektif terhadap sel kanker tetapi tidak pada sel normal. Kemampuan atau sifat
Au tersebut membuat emas berpotensi digunakan sebagai agent antikanker.
2. Nanopartikel
Nanopartikel merupakan
partikel koloid dengan ukuran lebih kecil dari 1 µm. komponen aktif (zat aktif)
dalam nanopartikel secara fisik dapat berada pada beberapa keadaan, seperti, terlarut
dalam matriks polimer, terenkapsulasi atau dapat terabsorbsi / menempel pada
permukaan dari pembentuk koloid. Kebanyakan nanopartikel didesain untuk
penghantaran secara parenteral.
Nanopartikel berperan
dalam sistem penghantaran obat antara lain, mengontrol ukuran partikel, sifat
permukaan dan pelpasan zat aktif secara farmakologi untuk mencapai sisi aksi
spesifik obat. Keuntungan penggunaan nanopartikel sebagai sistem pengantaran
obat antara lain:
a.
Ukuran partikel dan karakteristik
permukaan nanopartikel dapat dengan muda dimanipulasi baik pasif maupun aktif targeting.
b. Mengontrol
dan memperpanjang pelepasan obat selama perjalanan dan pada sisi aksi obat
sehingga meningkatkan efiskasi terapi dan mengurangi efek samping obat.
c.
Targeting
obat ke sisi spesifik dapat dicapai dengan
memberikan ligan pada permukaan partikel.
d.
Drug
loading relatif besar dan obat dapat masuk ke dalam sitem
pembawa tanpa reaksi kimia sehinggga menjadi faktor penting untuk menjaga
aktivitas obat.
e.
Sistem nanopartikel dapat digunakan
dalam berbagai rute pemberian, seperti,
oral, nasal, parenteral maupun intraocular
f.
Meningkatkan stabilitas obat atau
protein dan pembawa yang digunakan tidak memiliki biotoksisitas.
Disamping keuntungan
nanopartikel tersebut, terdapat kekurangan
yaitu, dengan ukuran yang kecil dan luas permukaan yang besar dapat
membuat partikel-partikel yang terbentuk saling beraggregasi selama
penyimpanannya sehingga menjadi suatu tantangan untuk memformulasikan
/menghasilkan nanopartikel dengan ukuran yang kecil tetapi memilki stabilitas
maksimum.
Adapun jenis-jenis
nanopartikel dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis diantaranya :
1. Nanopartikel
inorganik, seperti keramik nanopartikel yang merupakan contoh dari nanopartikel
inorganik dengan senyawa seperti silika dan alumina.
2. Nanopartikel
polimerik, nanopartikel ini biodegredabel dan biokompatibel, dibuat dari
gelatin, kitosan, poli (laktat-ko-asam glikolat) kopolimeter, poli
(alkilsianoakrilat), poli (metilmetakrilat) dan lain-lain.
3. Solid
lipid nanopartikel (SLN), nanopartikel
koloid dengan pembawa lipid menjadi alternatif liposom dan emulsi pada awal
1990. SLN lebih stabil daripada liposom karena strukturnya yang rigit dan
kurang toksik dibandingkan nanopartikel keramik sebab mudah mengalami
bodegradasi.
4. Liposom,
suatu pembawa dengan posfolipid bilayer, sifat ampifilik liposom memudahkan
untuk dilakukan modifikasi pada permukaannya.
5. Nanokristal,
agregat molekul yang dapat dikombinasi menjadi bentuk kristal obat, dikelilingi
oleh surfaktan lapis (coating) tipis.
Nanokristal dapat dibuat dari senyawa hidrofobik yang dilapisi oleh lapis tipis
hidrofilik.
6.
Nanotube,
pemasangan
lembaran atom-atom yang dirancang kedalam pipa (tube). Komposisi nanotube dapat berupa organik atau inorganik dan
dapat diproduksi single atau multistruktur.
7.
Dendrimer.
Pembuatan
nanopartikel secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu top-down dan bottom-up.
Pembuatan dengan metode top-down
diawali dengan material (polimer) yang sudah ada dikecilkan ukurannya menjadi
partikel yang berukuran nano. Metode ini membutuhkan energi yang besar seperti
menggunakan homogenizer bertekanan tinggi (untuk nano emulsi atau nano
suspensi) atau dengan pengaduk ultrasonik untuk memecahkan partikel. Contoh
pembuatan nanopartikel secara top-down
adalah dengan metode High Shear Homogenization
and Ultrasound, High Pressure Homogenization
(HPH), Hot Homogenization, Cold Homogenization, Solvent
Emulsification/Evaporation dll, sedangkan pada metode bottom-up pembuatan nanopartikel diawali dari atom ke atom atau
molekul ke molekul melalui reaksi polimerisasi (dari monomer-monomer).
3. Nanopartikel Emas (Nanogold)
Beberapa metode
pembuatan nanogold, yaitu :
a)
Metode Fisika
Pembuatan
nanogold secara fisika dengan bantuan alat. Metode
laser ablation digunakan untuk memproduksi nanogold manggunakan laser irradiation. Kondensasi gas inert.
Thermolisis kompleks emas pada suhu 180 0C selama 5 jam di bawah gas
nitrogen.
b)
Metode Kimia
Partikel
nanogold dibuat dengan reduksi ion Au
untuk mencegah agglomerasi Au yang besar. Pereduksi HAuCl4 seperti
natrium sitrat dapat digunakan untuk mensintesis nanopartikel yang stabil dan
beberapa reduktor lain yaitu, natrium borohidrat (NaBH4) ataupun
asam askorbat. Asam amino, polisakarida, asam galat, alkohol, kitoson atau
senyawa organik lain dapat digunakan sebagai reduktor untuk sintesis nanogold.
c)
Metode Biosintesis
Biosintesis
merupakan gabungan dari nanoteknologi dan bioteknologi. Sintesis ekstra seluler
nanogold dari fungsi fusarium oxysporum dan actinomicetes Thermomonospora sp maupun sintesis intra
seluler nanopartikel dari fungi
Verticillium sp.
4. Emas (Au)
Emas adalah elemen
kimia dengan simbol Au (latin: Aurum), nomor atom 79, konfigurasi elektron [Xe]
2f14 5d10 6s1, massa atom 196,967 gmol-1
dan jari-jari atom 0,1442 nm. Secara kimia, emas merupakan logam transisi dan
dalam larutan dapat berbentuk kation univalen dan trivalen. Emas adalah logam
berat dengan warna kuning yang khas. Dalam bentuk bubuk warnanya coklat
kemerahan. Logam ini melebur pada 1064,8 0C. Emas tahan terhadap
asam, hanya air raja yang melarutkannya, di mana terbentuk anion
tetrakloroaurat (III) (AuCl4). Emas berwarna kuning dan lunak (titik
leleh 10630C) dengan kemudahan ditarik serta dikempa yang tinggi
disbanding unsur apapun. Emas tidak reaktif dan tidak diserang oleh oksigen
atau sulfur namun mudah bereaksi dengan halogen atau dengan larutan yang
mengandung atau melepaskan klor seperti air raja.
Alasan penggunaan nanogold pada bidang nanoteknologi
(terapi kanker) yaitu:
a.
Emas telah berabad-abad digunakan dalam
dunia kesehatan, seperti terapi pengobatan rhematoid arthritis (chrysotype).
b.
Mudah disentesis dengan cara sederhana,
murah, aman serta metode yang dapat dipercaya baik metode fisika, kimia,
ataupun biologi.
c.
Dapat disintesis dari ukuran 2-500 nm
d.
Dapat dengan mudah disintesis dalam
berbagai bentuk.
e.
Muatan negatif pada permukaan
menyebabkan nanogold memiliki
reaktifitas yang tinggi sehingga membantu dalam memodifikasi permukaan tersebut
dengan beberapa biomolekul.
Aurum dalam bidang
kesehatan banyak diarahkan pada aktivitasnya sebagai agent antikanker.
Pengembangan ini didasari keunikan sifat ion logam yang dapat dieksplorasi
sebagai obat baru dengan mekanisme aksi yang berbeda dari obat yang sudah ada,
lebih tertarget dan merupakan pendekatan spesifik sel kanker.
Aktifitas Au secara
umum dapat digunakan sebagai :
1.
Antikanker, Au sebagai senyawa antitumor
dapat mengatasi resistensi terhadap cisplatin dan obat antikanker lain.
2. Antiangiogenesis,
nanogold dapat berinteraksi secara selektif dengan mengikat vascular permeability factor atau vascular endothelial growth factor
3.
Antiartritis, Au memiliki mekanisme aksi
pada penyakit arthritis kronik melalui interaksi dengan selenosistein pada
thioredoxin reduktase.
4.
Antiparasit, penyakit yang disebabkan
karena parasit seperti, sleeping sickness
dan malaria menjadi masalah utama pada daerah miskin. Au berpotensi
memiliki aktivitas menyerang target selenosistein pada penenganan penyakit yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit di atas.
5.
Antioksidan, dipergunakan untuk
menangkal radikal bebas, Au memiliki aktivitas menghambat kerusakan oksidatif
DNA, protein dan lipid melalui mekanisme sebagai radikal scavenger.
Nanopartikel emas dianggap potensial anti-kanker
pembawa obat untuk sejumlah alasan. Emas tidak beracun, inert, stabil, dan
memiliki kapasitas mengikat tinggi, lebih jauh lagi, nanopartikel, pada
diameter 33 nm, adalah ukuran sesuai untuk pemanas Laser serta serapan pasif
oleh pembuluh darah bocor dari jaringan tumor. Selain itu dengan kapasitas
mengikat yang tinggi nanopartikel juga dapat meredam radikal bebas. Sebagaimana
penelitian yang telah dilakukan oleh Musfiroh (2012), bahwa pada konsentrasi 30
ppm nanopartikel emas mempunyai persen peredaman sebesar 61%. Dengan demikian
nanopartikel emas memiliki kemungkinan sebagai hepatoprotektor untuk melindungi
sel hati dari ancaman radikal bebas.
5.
Kesimpulan
Nanopartikel
merupakan partikel koloid dengan ukuran lebih kecil dari 1 µm. Nanopartikel
berperan dalam sistem penghantaran obat antara lain, mengontrol ukuran
partikel, sifat permukaan dan pelpasan zat aktif secara farmakologi untuk
mencapai sisi aksi spesifik obat. Emas adalah elemen
kimia dengan simbol Au (latin: Aurum), nomor atom 79, konfigurasi elektron [Xe]
2f14 5d10 6s1, massa atom 196,967 gmol-1
dan jari-jari atom 0,1442 nm. Aurum dalam bidang kesehatan banyak diarahkan
pada aktivitasnya sebagai agent antikanker. Nanopartikel emas dianggap
potensial anti-kanker pembawa obat untuk sejumlah alasan. Emas tidak beracun,
inert, stabil, dan memiliki kapasitas mengikat tinggi, lebih jauh lagi,
nanopartikel, pada diameter 33 nm, adalah ukuran sesuai untuk pemanas Laser
serta serapan pasif oleh pembuluh darah bocor dari jaringan tumor
Daftar Pustaka
Anonim,
2012, Pemanfaatan Unsur Emas dalam
Kedokteran, (online),
tanggal 8 oktober 2013, pukul 20.30 WITA.
Sari,
Z., M., 2012, Pembuatan dan Karakterisasi
Fisikokimia Partikel Emas (Nanogold)-
Dendrimer Poliamidoamin (PAMAM) Generasi
4, FMIPA UI, Jakarta.
Unair,
2013, Raih Gelar Doktor Dengan Nanogold
susuk Emas Modern,
Berita News Maker,
Universitas
Airlangga, Surabaya.
Senin, 07 Oktober 2013
Manfaat Logam di Lingkungan Laut dan Makhluk Hidup di Dalamnya
MAKALAH
KIMIA LINGKUNGAN
”Manfaat
Logam di Lingkungan Laut dan Makhluk Hidup di Dalamnya”

Disusun
Oleh:
Ali
Muhakim (H31111004)
Suhaela
(H31111012)
Syela
Wasti Lita (H31111017)
William
G. Sapulette (H31111021)
Lutfiana
(H31111027)
Wita
Oyleri Tikirik (H31111101)
Harjuma
(H31111257)
Anastashya
M. Tanasal (H31111266)
Pius
Paseru (H31111271)
Jeane
Melyanti Matutu (H31111277)
Ainul
Alim Rahman (H31111286)
Muhammad
Amri (H31111293)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmatnya akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini berdasarkan
hasil diskusi kelompok kami yang berjudul “ Manfaat Logam di Lingkungan Laut
dan Makhluk Hidup di Dalamnya”.
Makalah ini berisi hal-hal
yang berhubungan dengan judul makalah kami yaitu “Manfaat Logam di Lingkungan
Laut dan Makhluk Hidup di Dalamnya”. Misal, pengertian logam, macam-macam
logam, manfaat logam secara umum,
manfaat logam di lingkungan laut , maupun pencemaran yang disebabkan
oleh logam itu sendiri. Untuk lebih jelasnya maka hal-hal tersebut dijelaskan
di dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidaklah
mudah dan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara dukungan
maupun memberikan materi-materi yang kami butuhkan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam sistem
penulisan maupun kandungan isi makalah ini jauh dari sempurna dan banyak memiliki
kelemahan yang harus diperbaiki. Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak
Retak” seperti itulah juga makalah kami. Akhir kata, terima kasih dan
wassalamu’alaikum.wr.wb
Makassar, 02 Desember 2012
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Perkembangan IPTEK memacu terjadinya
pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran laut yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena
bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi
kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu
dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan
analisis unsur-unsur dalam ikan air tawar terutama Timbal, Tembaga(II), Cadnium dan Raksa. Logam-logam tersebut dapat
mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh
unsur yang berlebihan akan mengalami etoksifikasi(keracunan) sehingga
membahayakan manusia.
Akan tetapi, logam tersebut sebenarnya sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup baik itu organisme laut maupun manusia. Oleh
karena itu, untuk mengetahui manfaat logam di lingkungan laut dan makhluk hidup
di dalamnya makalah ini kemudian disusun dengan judul “Manfaat Logam di
Lingkungan Laut dan Makhluk Hidup di Dalamnya”.
I.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui manfaat logam di lingkungan laut dan
makhluk hidup di dalamnya.
- Untuk
memberikan informasi tentang manfaat logam di lingkungan laut dan makhluk hidup di dalamnya kepada masyarakat.
I.3 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
- Bagaimana
manfaat logam di lingkungan
laut dan makhluk hidup di dalamnya?
- Apa saja
informasi yang bisa diberikan kepada masyarakat tentang manfaat logam di lingkungan laut dan makhluk hidup di dalamnya kepada masyarakat?
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
II.1
Pengertian Logam
Dalam kimia,
sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk kation . Logam adalah salah satu dari tiga
kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan,
bersama dengan metaloid dan nonlogam.
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan
sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia
(Darmono, 1995).

Contoh logam ,
merkuri dengan no atom 80
II.2 Manfaat Logam Secara Umum
Umumnya logam
bermanfaat bagi manusia karena penggunaannya di
bidang industri, pertanian, dan kedokteran.
Contohnya, merkuri yang digunakan dalam proses klor alkali. Proses
klor alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan penting
dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia. Beberapa
zat kimia yang dapat diperoleh dengan proses elektrolisis adalah natrium
(Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), aluminium (Al), tembaga
, seng, perak, hidrogen, klor, fluor , natrium
hidroksida, kalium
dikromat, dan kalium permanganat. Proses elektrolisis
larutan natrium klorida tersebut merupakan proses klor alkali. Elektrolisis
larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode (kutub
positif) dan gas klor di anode (kutub negatif).
Pada industri angkasa luar dan profesi
kedokteran dibutuhkan bahan yang kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin,
seperti aloi titanium. Sebagian jenis logam merupakan
unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimiawi. Pada
zaman dahulu, logam tertentu seperti tembaga, besi,
dan timah digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin,
dan senjata.
Secara umum logam mulia berarti logam-logam
termasuk paduannya yang biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak,
perunggu dan platina. Logam-logam tersebut memiliki warna yang bagus,
tahan karat, lunak dan terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam, sehingga
harganya mahal. Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat
baik sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat
elektronik.
Kemampuan logam untuk meregang apabila
ditarik disebut duktilitas. Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik
dimanfaatkan untuk membuat kawat atau kabel, contohnya tembaga. Kemampuan logam
berubah bentuk jika ditempa disebut maleabilitas. Kemampuan logam berubah
bentuk jika ditempa dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam jenis barang,
misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-lain.
II. 3 Jenis-jenis logam
Dalam
ilmu logam, jenis-jenis logam dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
- Logam berat (besi, nikel,
khrom, tembaga, timah hitam, timah putih, timah, dan seng).
- Logam ringan (alumunium,
magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium).
- Logam mulia (emas, perak, dan
platina).
- Logantahan api (wolfram,
titanium, sirkonium, dan molibden).
II. 3. 1 Logam Berat
Logam berat adalah
unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di
sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7. logam berat adalah istilah yang digunakan
secara umum untuk kelompok logam berat dan metaloid yang densitasnya lebih
besar dari 5 g/cm3
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis.
·
Jenis pertama adalah
logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat
dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat
menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan
lain sebagainya.
·
Jenis kedua adalah
logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh
masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg,
Cd, Pb, Cr dan lain-lain
Beberapa dari logam berat berdampak
negatif terhadap tubuh manusia misalnya timbulnya beberapa penyakit berbahaya.
Contohnya saja pada logam berat Merkuri (Hg), dewasa ini penggunaan merkuri
sangat marak diberbagai produk kosmetik dengan tujuan agar kulit si pemakai
akan tampak putih. Padahal tidak demikian, Hydragyrum/Merkuri jika masuk ke
dalam tubuh akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya, misalnya Kulit akan
menjadi lebih gelap dan kusam (ketika kosmetik dihentikan pemakaiannya),
keguguran, dan lebih parahnya akan mengakibatkan kanker kulit.
Pencemaran
logam berat tersebar di masyarakat luas, dan memang kenyataannya pencemaran
logam berat memang sangat berbahaya, baik bagi tubuh ataupun lingkungan.
Sebagai perhatian terutama bagi pelaku-pelaku industri dan pertambangan yang
limbahnya berupa logam berat yang tidak dikelola dengan baik. Selain sebagian
besar berasal dari proses industri dan pertambangan, ternyata pencemaran logam
berat yang berasal dari alami pun bisa terjadi. Misalnya logam yang dibebaskan
dari proses kimiawi dan aktivitas gunung berapi, logam yang ditransportasi oleh
ikan dari atmosfer berupa partikel debu, serta dari abrasi pantai.
Logam berat akan lebih berbahaya
apabila telah tercemar ke lingkungan, misalnya pencemaran logam berat terhadap air.
Jenis logam berat yang bisa mencemari air itu salah satunya Cd (Cadmium),
Cadmium tercemar dalam air akibat dari proses pertambangan, buangan industri,
dan pengelasan logam. Air menjadi tidak layak konsumsi lagi karena sudah
tercemar oleh logam berat, apabila dikonsumsi akan berakibat fatal terhadap
tubuh misalnya timbul tekanan darah tinggi, kerusakan jaringan ginjal
testibuler, dan kerusakan sel-sel darah merah. Sedangkan untuk kerusakan
lingkungan akan berdampak terhadap kehidupan air.
II. 3. 2 Logam Ringan
Logam ringan yaitu
logam yang mempunyai massajenis kurang dari 5 kg/dm. Beberapa jenis logam
ringan antara lain : natrium, litium, skandium, kalsium, boron, barium,
selenium, kalium, fransium dan rubidium. Berikut ini pembahasan mengenai logan
natrium, litium dan boron.
. Natrium
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam
reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali
yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif,
apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air,
sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir
tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Litium
Dalam keadaan standar, litium adalah logam paling ringan
sekaligus unsur dengan densitas paling kecil. Seperti logam-logam alkali
lainnya, litium sangat reaktif dan terkorosi dengan cepat dan menjadi hitam di
udara lembap. Oleh karena itu, logam litium biasanya disimpan dengan dilapisi
minyak.
Barium
Barium adalah logam
putih berwarna perak yang ditemukan di alam. Senyawa barium dapat diproduksi
oleh industri, seperti industri minyak dan gasuntuk membuat lumpur pengeboran.
Barium juga digunakan untuk membuat cat, batu bata, ubin, kaca, dan karet dari
barium sulfat. Selain itu, barium digunakan oleh dokter dalam melakukan tes
medis dan pengambilan foto sinar-x. Barium masuk ke dalam udara selama proses
pertambangan, pemurnian, produksi senyawa barium, dan dari pembakaran batubara
serta minyak. Beberapa senyawa barium mudah larut dalam air dan ditemukan
didanau atau sungai.
II. 5 Pencemaran Laut
Air laut adalah suatu komponen
yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari
daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat
penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut.
Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke
sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk
fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh
fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama
dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi
polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton
karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan
zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai
tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan
ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan
predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan yang berumur
panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara
seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena
cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan
fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan
terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air.
Polutan tersebut mengikuti
rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya
sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut
tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan
maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat
dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah
tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood)
yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan
yang tinggi. Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia
adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan
Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia
merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar
logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai
daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ
tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Beberapa logam
berat yang berbahaya adalah ;
a.Mercury
Air Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk cair. Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh manusia. Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya kasus minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang mengalami penyakit yang mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang, udang dan makanan laut lainnya yang mengandung mercury. Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang. Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk Minamata.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
Air Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk cair. Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh manusia. Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya kasus minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang mengalami penyakit yang mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang, udang dan makanan laut lainnya yang mengandung mercury. Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang. Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk Minamata.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
b. Kadmium
Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit “itai-itai”. Gejalanya ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang.
Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari 1 mg/kg sedimen laut.Konsentrasi Cd maksimum dalam air minum yang diperbolehkan oleh Depkes RI dan WHO adalah 0,01,mg/l. Sementara batas maksimum konsentrasi atau kandungan Cd pada daging makanan laut yang layak bagi kesehatan yang direkomendasikan FAO dan WHO adalah lebih kecil dari 0,95 mg/kg. Sebaliknya Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan merekomendasikan tidak lebih dari 2,0 mg/kg.
c. Timbal
Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini pelepasan Pb ke atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang turut menyumbang pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh ke laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.
II.6 Ekosistem laut
Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan
laur, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Ekosistem air laut memiliki
ciri-ciri umum sebagai berikut.
- Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekat
katulisthiwa semakin tinggi.
- NaCI mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai
75%.
- Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada
ekosistem laut.
- Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Komunitas ekosistem perairan
dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan
belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai perairan
dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada pada
perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas
yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah
ini cahaya Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton
yang mengendap dan vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi
peristiwa makan dan dimakan. Hewan-hewan yang hidup di perairan dalam warnanya
gelap dan mempunyai mata yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya
terjadi karena gerakan air dalam pantai ke tengah laut pada lapis atas.
Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena cahaya,
sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke atas
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah adalah logam berat besifat toksik namun dalam
konsentrasi tertentu dapat ditoleransi sesuai aturan yang ditetapkan
pemerintah.Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi
terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air, sehingga jika manusia makan ikan akan menimbulkan gangguan bagi
kesehatan.
III.2
Saran
- Kepada pihak berwenang agar mengontrol kualitas air
secara berkala.
- Kepada
akademisi untuk sering melakukan penelitian kualitas air sebagai
informasi yang berguna bagi masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)