Berbagi laporan anorganik,semoga bermanfaat :)
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN II
REAKSI-REAKSI
LOGAM
NAMA : SUHAELA
NIM : H311 11 012
REGU/KELOMPOK : VII(TUJUH)/III (TIGA)
HARI/TANGGAL
PERCOBAAN : SELASA/5 MARET 2013
ASISTEN : MUKHTADIN AQBAR
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Terdapat
berbagai macam unsur di bumi dengan bentuk dan jenis yang berbeda-beda. Dari
sekian banyak unsur yang ada dan diketahui, kebanyakannya berjenis logam. Logam
merupakan suatu atom dengan susunan yang mampat dan stabil. Ada beberapa logam
seperti logam alkali yang mempunyai susunan rapat kubik berpusat badan dan
mempunyai bilangan koordinasi 8. Logam merupakan penghantar listrik dan panas
yang baik, dapat ditempa, dan dapat memancarkan sinar. Biasanya unsur-unsur logam
bereaksi dengan unsur-unsur logam yang lain, membentuk berbagai alloy.
Logam memiliki
daya reduksi masing-masing terhadap suatu oksidator. Logam alkali dan alkali
tanah memiliki kereaktifan masing-masing terhadap air. Logam alkali (energi
ionisasinya) kecil begitu pula dengan logam alkali tanah yang memiliki
jari-jari atom yang besar dan harga energi ionisasi yang kecil, sehingga
unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah mudah melepaskan elektron.
Reaksi
reduksi-oksidasi dapat terjadi sebab adanya sifat dari logam yang disebut
elektronegatifitas di mana ada yang dapat menarik elektron dan melepas
electron. Maka untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut reaksi yang
terjadi pada logam, percobaan tentang reaksi logam perlu untuk dilakukan dengan
tujuan untuk memahami reaksi redoks yang
terjadi pada logam, mengetahui sifat oksidasi-reduksi
logam serta kereaktifan logam alkali dan alkali tanah dengan air. Selain itu,
dapat mengetahui dan mempelajari kereaktifannya terhadap air dan pereaksi lain.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk
mempelajari dan mengetahui sifat oksidasi reduksi logam serta kereaktifan logam
alkali dan alkali tanah.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah
1.
Menentukan
sifat reduksi oksidasi dari logam Al, Fe, dan Zn, terhadap iodin padat.
2.
Menentukan
kereaktifan logam alkali (natrium) dan alkali tanah (magnesium dan kalsium).
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip
dari percobaan ini yaitu daya reduksi logam terhadap iodin ditentukan dengan mereaksikan serbuk
logam Al, Fe, dan Zn dengan serbuk iodin padat dan kemudian
ditetesi akuades. Kereaktifan logam
alkali ditentukan dengan mereaksikan logam natrium dengan akuades yang diberi
perlakuan (kertas saring diletakkan pada permukaan akuades dalam cawan petri), serta kereaktifan logam alkali tanah ditentukan dengan mereaksikan
logam magnesium dan
logam kalsium dengan akuades
dan dipanaskan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya suatu
elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif).
Suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat
ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk
proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla, 1985).
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron
atau lebih dari dalam zat (atom, ion,
atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidanya berubah ke harga
yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron,
dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini juga sangat umum
dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas (Svehla,
1985).
Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan
rapatan massa tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam
alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut yaitu lunak, rapatan massa
rendah, dan sangat reaktif (Sugiyarto
dan Suyanti, 2010).
Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) tampak
mengkilat, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik.
Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor
atom. Litium dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium dapat diremas seperti
mentega lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi,
tetapi logam alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin rendah dengan
naiknya nomor atom. Sesium (Cs) meleleh pada temperatur sedikit di atas
temperatur kamar (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Unsur-unsur dari golongan IIA disebut logam
alkali tanah. Semua logam dalam golongan IIA memperlihatkan suatu keasaman
sifat-sifat fisika dan kimia. Ciri khas unsur-unsur dalam golongan IIA ini
adalah terdapat elektron s2 dalam kulit terluar. Khusus untuk logam
berilium (Be), elektron pada kulit sebelum kulit terluar hanya ditempati dua
elektron (1s2) maka sifat logam Be dijumpai banyak perbedaan dengan
sifat-sifat dari anggota logam lain dalam golongan ini (Sjahrul, 2010).
Aluminium yang diproduksi dengan
elektrolisis pada 950 ºC dari oksida dalam larutan cryolite di mana kalsium flourida telah ditambahkan untuk
menurunkan titik leleh grafit berlapis.
Aluminium merupakan logam putih keras yang memiliki struktur
kubik, banyak digunakan dalam kontruksi bahan bangunan, peralatan rumah tangga,
wadah minuman, kabel listrik, dalam kapal, dan kontruksi pesawat terbang (Sharpe, 1996).
Aluminium adalah
salah satu unsur golongan IIIA yang merupakan unsur logam yang berwarna putih
perak mengkilat (Sunardi, 2006). Aluminium adalah unsur logam yang biasa
dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti feldspart dan mika. Logam aluminium
mempunyai banyak kegunaan dan beberapa garamnya seperti sulfat dibuat dalam
skala besar (Cotton dan Wilikinson, 2007).
Natrium dan
senyawanya sangat penting. Logamnya sebagai aliansi Na-Pb, dipakai untuk
membuat tetraakil-Pb, dan banyak kegunaan industri yang lain. Hidroksida,
karbonat, sulfat, tripolifosfat, dan silikatnya merupakan satu diantara 50
bahan kimia industri yang penting. Garam kalium, umumnya sulfat, dipakai sebagai
pupuk. Kegunaannya yang utama litium adalah sebagai logam dalam sintesis alkil
litium. Perbedaan yang mendasar terdapat pada ukuran kation yang ditunjukkan
oleh reaksi dengan oksigen. Dalam udara atau oksigen pada 1 atm, logam-logamnya
terbakar. Dengan air, Na bereaksi hebat, gumpalan besar Na menimbulkan ledakan
(Cotton dan Wilikinson, 2007).
Kelarutan iodida
adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak, merkurium(I), merkurium(II),
tembaga(I), dan timbel iodida adalah garam-garam yang paling sedikit larut.
Larutan tembaga sulfat, endapan coklat terdiri dari campuran tembaga(I) iodida,
CuI dan Iod. Iod ini dapat dihilangkan dengan menambahkan larutan natrium
tiosulfat atau asam sulfat, dan diperoleh endapan tembaga(I) iodida yang hampir
putih (Svehla, 1990).
Pendinginan efisiensi ion logam tergantung pada jenis ion
logam
serta sifat-sifat makro siklus. ion tergantung pada ukuran bagian
makrosiklik, serta
pada radius atom logam untuk ion Li+, Na+ , K+,
Mg2+ dan hanya pendinginan lemah dansil flouresens (tidak lebih tinggi daripada beberapa persen) sehingga dapat
diamati (Mateeva
dkk., 2011).
Lapisan oksida
anodik yang terhubung dengan lekat-lekat substrat aluminium tahan terhadap korosi. Ketahanan
korosi dapat dikurangi dengan pori-pori dan lubang-lubang di lapisan atau
adanya berbahaya paduan elemen-elemen pembentuk dan pencampuran, terutama
tembaga atau kotoran.
Fase
intermetalik tembaga dengan aluminium larut selama anodizing, yang menyebabkan
menurunkan kekerasan dan ketebalan mantel, dan pembesaran porositas (Konieczny dkk., 2008).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
3.1
Bahan Percobaan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini antara lain akuades, kertas saring, serbuk
logam Al, serbuk logam Fe, serbuk logam Zn, serbuk iodin, serbuk logam Na,
serbuk logam Mg, serbuk logam Ca, indikator fenolftalein (PP).
3.2
Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain
pipet tetes, cawan petri, batang pengaduk, tabung reaksi, rak tabung, penjepit
tabung reaksi, sendok tanduk, pinset, bunsen dan gelas kimia 100 mL
3.3
Prosedur
3.3.1
Daya reduksi logam terhadap iodin
Empat buah cawan petri yang telah dicuci bersih dan
kering disiapkan. Kemudian
dimasukkan serbuk logam Al ke dalam cawan petri I, serbuk logam Fe ke dalam
cawan petri II, serbuk logam Zn ke dalam cawan petri III. Kemudian masing-masing ditambahkan serbuk iodin sebanyak dengan perbandingan 1 :
2, setelah itu diaduk hingga merata dengan menggunakan batang pengaduk, selanjutnya
campuran ditambahkan beberapa tetes akuades, dan diamati perubahan yang
terjadi.
3.3.2
Kereaktifan logam alkali tanah di dalam air
Tabung reaksi disiapkan sebanyak 2 buah. Lalu dimasukkan serbuk logam Mg pada tabung I dan Ca pada tabung II,
kemudian masing-masing diisi 5 ml akuades.. Kemudian digoyang-goyangkan dan diamati perubahan
yang terjadi. Setelah itu, dipanaskan sambil digoyang-goyangkan agar panas
merata. Kemudian diamati perubahan
yang terjadi dan ditambahkan indikator
fenolftalein. Selanjutnya diamati perubahan warna yang terjadi.
3.3.3
Kereaktifan logam alkali di dalam air
Cawan petri disiapkan kemudian diisi air secukupnya,
diletakkan kertas saring di atas permukaan air. Kemudian diambil potongan kecil logam natrium,
dikeringkan dengan tissue, dan
diletakkan menggunakan pinset ke atas kertas saring dalam cawan petri. Kemudian diamati
perubahan yang terjadi. Setelah itu ditambahkan indikator PP, lalu amati
perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Daya Reduksi Logam atas Iodin
No.
|
Logam
|
Setelah ditambahkan iodin
|
Setelah ditambahkan akuades
|
Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah
(L)
|
Warna uap
|
1
|
Aluminium
|
Perak
|
Perak
|
L
|
-
|
2
|
Besi
|
Abu-abu
|
Kuning kecoklatan
|
S
|
Ungu
|
3
|
Seng
|
Abu-abu
|
Kuning kecoklatan
|
L
|
-
|
Tabel 2. Pengamatan Kereaktifan Logam Alkali Tanah
No.
|
Logam
|
Setelah ditambahkan akuades
|
Setelah dipanaskan
|
Reaksi
hebat (H), sedang (S), lemah (L)
|
Setelah
ditambahkan indikator PP
|
1
|
Kalsium
|
Tidak timbul
gelembung gas
|
Timbul
gelembung gas
|
S
|
Ungu muda
|
2
|
Magnesium
|
Tidak timbul
gelembung gas
|
Timbul gelembung
gas
|
H
|
Ungu tua
|
Tabel 3. Pengamatan Kereaktifan Logam Alkali
No.
|
Logam
|
Setelah perlakuan
|
Reaksi
hebat (H), sedang (S), lemah (L)
|
Warna
larutan setelah penambahan PP
|
1
|
Natrium
|
Timbul nyala
api
|
H
|
Ungu
|
4.2
Reaksi
4.2.1 Reaksi Logam Al, Fe, Zn dan Cu dengan Iodin
2Al(s) + 4 I2(S) 2AlI3(aq) + I-(g) + H2O(l) E° Sel = +
Fe(s) + 2 I2(s)
FeI2(aq) + I-(g) + H2O(l) E° Sel = -
Zn(s) + 2 I2(s)
ZnI2(aq) + I-(g) + H2O(l) E° Sel = -
Cu(s) + 2 I2(s)
CuI2(aq) + I-(g) + H2O(l) E° Sel = +
4.2.2. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air
Mg(s) +
2H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g)
E°=
-
Ca(s) +
2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)
E°=
-
4.2.3. Reaksi Logam
Alkali dengan Air
2Na(s)
+ 2H2O(l) 2NaOH(aq) +
H2(g) E°= -
4.3 Pembahasan
Percobaan daya
reduksi logam dengan iodin dilakukan pada percobaan ini, dengan mencampurkan
serbuk logam Al, Fe dan Zn dengan iodin padat untuk melihat daya reduksinya.
Logam dan iodin diaduk merata dengan batang pengaduk dalam keadaan kering hingga campuran merata.
Pada saat pencampuran ini, logam dan iodin belum bereaksi. Setelah dicampur
merata, campuran logam dan iodin kemudian ditetesi dengan akuades sedikit demi
sedikit dengan menggunakan pipet tetes. Setelah ditambahkan akuades, terjadi reaksi
antara logam dengan iodin, reaksi baru terjadi karena akuades bertindak sebagai
katalis yaitu mempercepat terjadinya reaksi. Campuran iodin dengan Zn langsung
bereaksi tapi tidak menghasilkan uap. Sedangkan campuran iodin dengan Fe
langsung bereaksi menghasilkan uap berwarna ungu. Berbeda dengan campuran iodin
dengan Al, campuran ini bereaksi agak lambat dan tidak menghasilkan uap. Urutan
kecepatan reaksinya dari yang paling cepat ke yang paling lambat yaitu Fe >
Zn > Al. Sementara menurut teori, urutan reduksi logam berdasarkan deret
volta dari daya reduksi terbesar ke daya reduksi terkecil yakni Al > Zn >
Fe. Ini dikarenakan Zn belum dicampur dengan iodin sedangkan untuk logam Fe sudah
duluan dicampur. Kemungkinan iodin sudah sedikit bereaksi dengan udara bebas
sehingga ketika bercampur dengan Zn, kemampuannya untuk bereaksi semakin
berkurang.
Natrium
adalah logam alkali merupakan unsur yang sangat reaktif dan mudah bereaksi
dengan unsur-unsur lain. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,
sehingga harus disimpan terendam seluruhnya dalam larutan non polar seperti
minyak tanah untuk mencegah bereaksi dengan uap air di udara. Logam ini bereaksi hebat dengan air membentuk natrium
hidroksida dan gas hidrogen.
Dalam
percobaan ini logam natrium direaksikan dengan air untuk melihat
kereaktifannya. Dalam cawan petri dimasukkan air, kemudian diambil kertas
saring dan diletakkan di atas permukan air. Fungsi kertas saring ini agar logam natrium tidak semuanya langsung terkena akuades sehingga reaksi logam natrium dengan
air dapat berlangsung sedikit lambat,
karena logam natrium sangat reaktif dengan akuades. Logam natrium yang tersimpan di dalam minyak tanah
diambil menggunakan pinset, kemudian dikeringkan dengan tissue lalu di letakkan di atas kertas saring. Reaksi yang terjadi
sangat hebat, ditandai dengan timbulnya api dan disusul ledakan-ledakan kecil.
Ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan larutan indikator fenolftalein (PP).
Fungsi penambahan indikator ini adalah untuk mengetahui apakah reaksi natrium
dengan air menghasilkan suatu larutan basa atau tidak. Setelah ditambahkan
larutan indikator PP, larutan dalam cawan petri berubah menjadi warna merah
muda yang cukup pekat. Hal ini membuktikan bahwa logam natrium bereaksi dengan
air menghaslkan larutan yang bersifat basa, yaitu natrium hidroksida (NaOH).
Seperti logam
alkali, unsur-unsur logam alkali tanah juga merupakan unsur logam yang reaktif,
sehingga unsur-unsur logam alkali di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas,
tetapi berikatan dengan unsur-unsur lain. Percobaan ini menggunakan logam
magnesium dan kalsium yang merupakan logam alkali tanah direaksikan dengan air.
Dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan kepingan-kepingan logam magnesium dan
kalsium, kemudian ditambahkan akuades dan diamati reaksi yang terjadi. Setelah
ditambahkan air, logam magnesium dan kalsium tidak bereaksi dengan air, namun
setelah dipanaskan, baru terjadi reaksi yang ditandai timbulnya
gelembung-gelembung gas pada tabung reaksi. Gelembung-gelembung gas yang
terbentuk dalam tabung reaksi ini adalah gas hidrogen. Reaksi tidak terjadi
pada suhu kamar ini membuktikan teori bahwa logam alkali tanah kurang reaktif
dibandingkan dengan logam alkali yang seperiode.
Tabung reaksi tersebut
kemudian ditambahkan larutan indikator fenolftalein (PP). Fungsi
penambahan indikator ini sama seperti pada reaksi logam natrium dengan akuades
(yaitu untuk menguji apakah reaksi antara logam Mg dan Ca dengan akuades
menghasilkan larutan yang bersifat basa atau tidak). Setelah penambahan
indikator ini, larutan dalam tabung reaksi berwarna ungu. Pada tabung Mg
bereaksi hebat dan tabung Kalsium berekasi sedang. Ini membuktikan bahwa Mg
lebih reaktif dibanding Ca. Reaksi Mg dan Ca dengan akuades menghasilkan
larutan yang bersifat basa, yaitu larutan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
Jika diurutkan
tingkat kereaktifannya maka Na > Mg > Ca. Sedangkan menurut teori urutan
kereaktifan yaitu natrium lebih reaktif dari kalsium dan kalsium lebih reaktif
dari magnesium. Adanya perbedaan tersebut karena kesalahan praktikan dalam mencampurkan
bahan. Berdasarkan teori kereaktifan
logam alkali dan alkali tanah dengan air, dalam sistem periodik, semakin ke
bawah dan semakin ke kiri letak unsur, maka sifafnya akan semakin reaktif. Hal
ini dipengaruhi oleh ukuran jari-jari atomnya, dimana semakin besar jari-jari
suatu atom, maka kereaktifannya akan semakin besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa urutan daya reduksi logam Al, Fe dan Zn
terhadap iodin adalah Fe > Zn > Al, sedangkan menurut teori
adalah Al > Zn > Fe >. Logam alkali natrium lebih reaktif dengan air
daripada logam alkali tanah magnesium dan kalsium. Urutan kereaktifannya yaitu
Na > Mg > Ca, dan menurut teori Na
> Ca > Mg.
5.2
Saran
Untuk
laboratorium sebaiknya bahan-bahan yang digunakan diperiksa dulu apakah masih
baik atau tidak, agar dalam melakukan percobaaan memperoleh hasil yang
maksimal. Untuk praktikum agar sebaiknya
logam alkali dan alkali tanah yang dipraktikkan tidak hanya logam natrium,
magnesium, dan kalsium saja, tetapi logam–logam lainnya juga sehingga menambah
lebih banyak pengetahuan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Cotton,
F.A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia
Organik Dasar, diterjemahkan oleh Sahati Suharto, 2007, Universitas Indonesia, Jakarta.
Konieczny,
J., Labisz, K., Wieczorek,
J., Dobrzanski, L. A., 2008, Stereometry specification of anodization
surface of casting aluminium alloys, 27 (2),
143- 146.
Mateeva, N.,
Deiab, S., Archibong, E., Tasheve, D., Mochona, B., Gnggapuram, M., Redda, K.,
2011, Dansyl - Substituted Aza Crown Ethers: Complexation with Alkali, Alkaline
Earth Metal Ions and Ammonium, International
Journal of Chemistry, 3 (1), 1-8.
Sharpe, A.G.,
1996, Inorganic Chemistry, Longman
Scientific and Technical,
New
York.
Sjahrul,
M., 2010, Dasar-Dasar Kimia Anorganik,
PT. Umitoha Ukhuwah Grafika, Makassar.
Sugiyarto,
K,H., dan R.D., Suyanti, 2010, Kimia
Anorganik Logam, Graha Ilmu, Yogyakarta
Svehla,
G., 1985, Vogel Buku Teks Analisis
Anorganik Makro dan Semimikro, diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A., 1990, PT. Kalman Media
Pustaka, Jakarta.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar